banner 728x90
SIDOARJO - Pengurus Kampung Edukasi Sampah RT 23/RW 07 Kelurahan Sekardangan, Sidoarjo, Jawa Timur, pada era new normal melakukan banyak perubahan kegiatan. Perubahan pada masa kehidupan normal baru adalah program berbasis dalam jaringan (daring), sebagai upaya mengantisipasi penyebaran virus Covid-19. Langkah ini meneruskan program sebelumnya, yakni proses pengurusan administrasi dilakukan secara daring atau online. Begitu juga dengan pelaksanaan monitoring pergerakan warga yang dilakukan secara realtime. Kini pengurus Kampung Edukasi Sampah menginisiasi pertemuan atau rapat rutin menggunakan teknologi video conference atau konferensi video. Menurut Ketua RT 23 Kelurahan Sekardangan, Edi Priyanto bahwa langkah ini untuk mereduksi rapat atau pertemuan pengurus dengan tatap muka. Menurutnya, pemanfaatan video conference sebagai teknologi informasi yang memungkinkan warga bisa mengikuti pertemuan secara daring dari rumah masing-masing. Teknologi ini juga untuk memangkas mata rantai penyebaran virus corona. [caption id="attachment_1081" align="alignleft" width="300"] Ketua RT 23/RW 07 Sekardangan, Sidoarjo, Edi Priyanto.[/caption] Ini sangat menghemat waktu, biaya, dan bisa memangkas aktivitas lain. Khususnya saat pandemi Covid-19 ini, warga harus tetap menjaga jarak (physical distancing), agar tetap aman di rumah masing-masing," kata Edi Priyanto. Selain itu, lanjut Edi, pemanfaatan video conference ini memungkinkan warga tetap ikut berpartisipasi dalam pembahasan program lingkungan. Dalam video conference ini warga juga dapat saling memberi masukan, kabar maupun informasi. Penerapan teknologi video conference telah diimplementasikan warga dengan lancar. Edi menjelaskan warga sekardangan mudah beradaptasi dengan video conference, mengingat sudah cukup familiar dengan teknologi ini. Hal lain yang membuat warga mudah beradaptasi lantaran di wilayahnya telah dibangun jaringan internet, dengan penyediaan fasilitas wi-fi mandiri. Saat ini pihaknya juga tengah menyiapkan Pusat Literasi dan Edukasi Pengelolaan Sampah. Progres penyiapan bangunan fisik Pusat Literasi dan Edukasi Pengelolaan Sampah sudah mencapai 60 persen, tinggal penyiapan jaringan dan teknologi informasi pendukungnya agar program edukasi dapat dilakukan secara online," Edi menjelaskan. Ke depannya tamu yang berkunjung ke RT 23 Sekardangan bisa melakukan studi tiru tanpa harus bertatap muka. "Kami ingin Kampung Edukasi Sampah bisa menjadi role model pengelolaan lingkungan tanpa harus datang ke lokasi," pungkas Edi.
banner 300x250

Berita Terkait