banner 728x90

Masih ditemukan perilaku dan kesadaran membuang sampah tidak pada tempatnya. Padahal kesadaran menumbuhkan sikap tersebut telah dilakukan berpuluh-puluh tahun. Kesadaran itu dibangun untuk mengubah perilaku agar membuang sampah sesuai pada tempatnya.

Nah, menjelang Hari Peduli Sampah Nasional yang jatuh pada Senin 21 Februari 2022, perlu adanya perubahan perilaku dan kesadaran. Bukan sekadar membuang sampah, tetapi juga dibutuhkan kebiasaan untuk memilah sampah. Tujuannya jelas, mengurangi volume sampah yang bersumber dari rumah tangga.

Persoalan sampah masih menjadi masalah di berbagai tempat. Bahkan selama periode bekerja dan belajar dari rumah terkait pandemi Covid-19, diduga terjadi lonjakan volume sampah rumah tangga.

Masalah ini dipicu perilaku belanja daring atau online. Dampaknya cukup banyak sampah yang mayoritas kemasan sekali pakai. Belum lagi sampah medis berupa masker dan sarung tangan yang jamak digunakan selama pandemi.

Edi Priyanto, Pegiat Lingkungan dari Kampung Edukasi Sampah, Kelurahan Sekardangan, Kabupaten Sidoarjo berpendapat bahwa sebagian masyarakat masih egois. Banyak yang masih memandang sebelah mata persoalan sampah ini.

“Kita sering melihat ada yang membuang sampah sembarangan di pinggir jalan. Ada pula tumpukan sampah di aliran sungai, tanah kosong, bahkan tak jarang melempar sampah dari dalam mobil. Poin terakhir ini jelas perilaku yang tidak baik,” katanya.

Dia menambahkan bahwa pengelolaan sampah membutuhkan kesadaran warga. Inisiatif pengelolaan sampah di masyarakat tak hanya bermanfaat menekan volume sampah.

Pada dasarnya sampah dapat dimanfaatkan untuk memberi nilai ekonomis. Misalnya dijadikan pupuk kompos. Edi menegaskan untuk mewujudkannya dibutuhkan pengetahuan dan kemauan.

“Masih terbatasnya partisipasi masyarakat dalam melakukan pemilahan sampah, menunjukkan bahwa pengetahuan tentang pemilahan sampah masih belum dipahami dengan baik,” tegasnya.

Jelang Hari Peduli Sampah Nasional, Edi meminta agar sampah dikelola dengan baik. Ke depannya sampah tidak lagi menjadi musibah bagi manusia. Sebaliknya, sampah bisa memberi banyak manfaat.

“Sampah yang kita hasilkan bukan untuk diwariskan kepada anak cucu, tapi harus dikelola agar menjadi berkah. Bentuk kepedulian bisa dilakukan dengan ikut memilah dan mengolah sampah mulai sekarang. Sekaligus memberi contoh kepada keluarga dan lingkungan sekitar,” Edi menguraikan.

Selain aktif sebagai pemerhati lingkungan, Edi juga aktif di bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Hal ini pula yang membuat Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansah mengganjar Edi Priyanto sebagai pemerhati K3 pada Januari 2022 lalu.

Kampung Edukasi Sampah, merupakan lokasi yang didedikasikan warganya sebagai role model sekaligus sarana edukasi bagi masyarakat umum tentang pengelolaan sampah (pemilahan dan pengolahan sampah).

banner 300x250

Berita Terkait