Dorongan Semangat untuk Generasi Muda Berinovasi demi Keberlanjutan
Mahasiswa Umsida Teliti Inovasi Organisasi di Kampung Edukasi Sampah

Sidoarjo, Sejumlah mahasiswa dari Program Studi Administrasi Publik Fakultas Bisnis, Hukum dan Ilmu Sosial Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) melakukan kunjungan dan wawancara lapangan di Kampung Edukasi Sampah Sekardangan, Sidoarjo. Kegiatan ini merupakan bagian dari tugas mata kuliah Inovasi Organisasi Sektor Publik, yang mendorong mahasiswa untuk memahami dinamika organisasi kemasyarakatan secara langsung di lapangan.
Mereka adalah Sinta Dwi Firdiani, Ainiatus Maghfiroh, Siti Fatimatul Ilmi, Maufiroh, Ana Aulia Rahma dan Fiki Faadhil Dzaki Aqli mahasiswa semester IV yang datang dengan semangat belajar di luar ruang kuliah. Melalui observasi dan wawancara mendalam, mereka menggali praktik inovatif yang dijalankan Kampung Edukasi Sampah dalam mengelola lingkungan secara partisipatif.
Kampung Edukasi Sampah dikenal sebagai ruang belajar publik yang konsisten mendorong kesadaran lingkungan masyarakat, dengan berbagai program unggulan seperti sistem pemilahan sampah berbasis warna, bank sampah Telulikur, kaderisasi lingkungan anak dan remaja, hingga pengolahan limbah organik dan daur ulang menjadi kerajinan bernilai ekonomi.
Kegiatan mahasiswa ini tidak hanya menambah wawasan akademik, tetapi juga menjadi refleksi bahwa generasi muda perlu hadir di tengah persoalan masyarakat, untuk turut merumuskan solusi. Dalam konteks organisasi masyarakat, inovasi bukanlah opsi melainkan kebutuhan. Inovasi menjadi pilar penting yang menjaga keberlanjutan, membuat organisasi lebih adaptif, dan relevan terhadap tantangan zaman.
“Inovasi tidak selalu datang dari ruang besar dan sumber daya melimpah. Justru dari kampung kecil dan semangat kolektif, perubahan bisa dimulai,” ungkap Edi Priyanto, pegiat lingkungan Kampung Edukasi Sampah.
Kampung Edukasi Sampah menjadi contoh nyata bagaimana pendekatan kreatif dan kolaboratif bisa membangun sistem sosial yang berdaya. Dengan mengedepankan nilai gotong royong lintas usia, dialog terbuka, dan aksi nyata, kampung ini telah menjadi laboratorium hidup bagi pengembangan studi kebijakan publik, pembangunan berkelanjutan, dan kepemimpinan masyarakat.
Edi Priyanto menyampaikan bahwa kehadiran mahasiswa adalah momen penting untuk memperluas perspektif dan menumbuhkan rasa memiliki terhadap gerakan sosial. “Saya berharap dari kunjungan ini, para mahasiswa tak hanya belajar, tetapi juga memberikan masukan kepada pemangku kepentingan. Baik pemerintah, perguruan tinggi, maupun komunitas, semua pihak harus bersama-sama mendorong terciptanya ekosistem yang mendukung tumbuhnya inovasi di organisasi masyarakat,” tegasnya.
Keterlibatan mahasiswa Umsida dalam kegiatan ini menjadi sinyal positif bahwa generasi muda memiliki peran penting dalam transformasi sosial. Mereka tidak hanya memahami teori inovasi organisasi, tetapi juga menghayati nilai-nilai kepemimpinan lokal, keberpihakan pada lingkungan, serta urgensi keberlanjutan dalam konteks nyata.
Diharapkan, pengalaman ini tidak berhenti pada laporan akademik semata, melainkan menjadi pemantik semangat bagi lebih banyak mahasiswa untuk terlibat, berinovasi, dan berkontribusi dalam perubahan sosial.
Karena pada akhirnya, langkah kecil mahasiswa di kampung ini adalah bagian dari langkah besar bangsa menuju masyarakat yang lebih peduli, adaptif, dan berkelanjutan.
