banner 728x90
SIDOARJO-Puluhan Camat dan Lurah dari Kota Bengkulu melakukan studi pengelolaan sampah dan lingkungan di Kampung Edukasi Sampah, Kelurahan Sekardangan, Sidoarjo Rabu (4/3/2020). Upaya ini untuk meningkatkan kinerja Aparatur Sipil Negara (ASN) berkaitan dengan pelayanan publik. Studi tiru meliputi pemilahan sampah yang diawali dari rumah tangga. Proses selanjutnya pengolahan sampah organik yang menggunakan komposter. Kemudian memperkenalkan pengomposan menggunakan sumur resapan. Pemanfaatan sumur resapan yang dikembangkan warga Sekardangan ini menjadi perhatian tamu. Pasalnya sumur resapan mempercepat proses pengomposan sampah organik, dibandingkan dengan metode komposter. Lebih dari itu, sumur resapan ini mampu menampung dan meresapkan air hujan. Camat Kampung Melayu, Rosminiarty, mengaku akan meniru pengelolaan sampah yang telah dijalankan di Kampung Edukasi Sampah. Ke depan kami ingin mengaplikasikan, baik itu penanaman toga, kompos, sumur resapan hingga hidroponik, kata Rosminiarty di sela kunjungan. Dia beserta rombongan juga belajar membuat minuman tradisional dari bahan toga. Minuman hasil rebusan tujuh jenis toga ini dipercaya bisa meningkatkan daya tahan tubuh, Rosminiarty menambahkan. Sementara itu, Camat Sidoarjo, Agustin Iriani mengatakan bahwa Kampung Edukasi Sampah ini merupakan kampung inovatif di Kota Delta. Inovasi yang dimiliki Kampung Edukasi Sampah ini kerap menyabet prestasi. Kampung ini juga kerap dikunjungi warga baik dari Sidoarjo maupun luar kota. Kami berharap prestasi di kampung ini bisa ditularkan ke semua kecamatan di Sidoarjo, maupun wilayah lainnya, jelas Agustin Iriani. Terkait pengelolaan toga yang dipelajari rombongan dari Bengkulu, Agustin menyebutkan bahwa minuman berbahan toga bisa membuat tubuh makin sehat. Virus corona bisa diantisipasi dengan meminum jamu berbahan temulawak dan bahan dari toga lainnya, yang bisa menyehatkan badan, Agustin menambahkan. Sementara itu, Ketua RT 23/RW 07, Kelurahan Sekardangan, Edi Priyanto menyambut gembira kedatangan camat dan lurah dari Kota Bengkulu. Hal ini menunjukkan ASN mulai peduli pengelolaan sampah dan lingkungan di kotanya. Mereka belajar di tempat kami yang dijadikan role model. Selanjutnya rombongan akan mencoba menerapkan program yang paling mudah untuk ditiru dan diterapkan di wilayah masing-masing, jelasnya. Kampung Edukasi Sampah, lanjut Edi, tidak hanya membahas pengolahan sampah dan penataan lingkungan. Tetapi juga menerapkan program Asuhan Mandiri. Tugas anggotanya adalah menanam dan merawat tanaman toga serta menjadikannya sebagai minuman olahan. Hasil olahan toga ini diramu untuk diminati warga, Edi menambahkan. Dia menyebut minuman wedang toga yang bahannya dari jahe, serai, akar serai, kayu manis, kapulaga, cengkih dan daun salam, yang seluruh bahannya direbus. Minuman ini jauh lebih enak dan berkhasiat bila ditambahkan gula batu atau gula merah serta madu. Jenis minuman yang berasal dari toga bersifat alami. Minuman dari toga tidak mengandung bahan kimia yang berdampak pada tubuh, ungkapnya. Selain itu, minuman berbahan toga diakui bisa menyehatkan dan bisa meningkatkan imunitas. Kampung Edukasi Sampah di Sidoarjo ini telah berhasil dalam berbagai program, seperti manajemen pengelolaan sampah, pilot project kawasan bersih narkoba, program berseri (bersih dan lestari), hingga peduli budaya Keselamatan dan Kesehatan. Di samping itu, Kampung Edukasi Sampah juga berhasil mengikuti program gapura cinta negeri, manajemen bank sampah, budidaya tanaman hidroponik, asuhan mandiri tanaman obat keluarga, dan digitalisasi keamanan lingkungan. Turut hadir dalam penyamnutan kunjungan rombongan camat dan lurah asal Kota Bengkulu adalah Lurah Sekardangan, Santoso.
banner 300x250

Berita Terkait