SMPN 2 Beji Pasuruan Gelar Outing Class Pemilahan dan Pengolahan Sampah di Kampu
SMPN 2 Beji Pasuruan Gelar Outing Class Pilah dan Olah Sampah
Sidoarjo, 29 Mei 2024 – Sebanyak 241 siswa dan 30 guru pendamping dari SMPN 2 Beji Pasuruan antusias mengikuti kegiatan outing class tentang pemilahan dan pengolahan sampah di Kampung Edukasi Sampah. Kegiatan ini merupakan bagian dari Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang dirancang oleh Kemendikbudristek dalam Kurikulum Merdeka. Program ini bertujuan untuk mendorong tercapainya Profil Pelajar Pancasila, mencakup nilai-nilai gotong royong, kemandirian, dan kesadaran lingkungan.
Outing class ini memberikan pendidikan langsung kepada pelajar tentang dampak negatif sampah terhadap lingkungan. Warnoto, Kepala Sekolah SMPN 2 Beji Pasuruan, mengatakan, “Dengan kegiatan ini, para siswa bisa mengambil karena sampah apabila tidak dikelola maka akan menjadi malapetaka, namun sebaiknya justru akan menjadi manfaat”.
“Kami ucapkan terima kasih atas bantuan Kampung Edukasi Sampah yang telah memfasilitasi siswa kami melakukan praktek pilah dan olah sampah”, ujar Warnoto
Munafi’ah, salah satu guru pendamping dari SMPN 2 Beji Pasuruan, menyatakan, “Kami mengajak para siswa praktek di Kampung Edukasi Sampah ini agar mereka mengetahui bagaimana cara memanfaatkan sampah menjadi barang yang berharga.”
Sekar Arum Mareta, seorang siswa, mengungkapkan kegembiraannya, “Kami bisa mengenali tentang apa itu sampah, dan belajar mengelola sampah dengan metode komposter Takakura, komposter aerob, dan sumur resapan. Selain itu, kami juga dikenalkan dengan pemanfaatan sumber daya alam seperti penggunaan panel surya sebagai energi listrik dan pengolahan air selokan dalam IPAL untuk penyiraman tanaman.”
Hery Sugiono, Ketua RT.23 RW.07 Kelurahan Sekardangan, Sidoarjo dan juga kader lingkungan, menekankan pentingnya kegiatan ini. “Pelajar yang terlibat dalam kegiatan ini nantinya akan mampu mengembangkan kebiasaan positif seperti pemilahan sampah berdasarkan jenisnya, daur ulang, dan pengomposan. Kebiasaan ini diharapkan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari mereka dan turut membawa perubahan positif di lingkungan sekitar, mendukung aspek kemandirian dan tanggung jawab.”
Hery menambahkan, “Melalui kegiatan ini, pelajar juga akan menjadi lebih sadar akan tanggung jawab sosial mereka terhadap lingkungan. Mereka akan memahami betapa pentingnya peran individu dalam menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan serta menjadi agen perubahan di komunitas mereka, sejalan dengan nilai-nilai gotong royong dan kepedulian terhadap lingkungan.”
Kegiatan ini juga melibatkan berbagai keterampilan praktis seperti memilah jenis-jenis sampah, proses daur ulang, dan pengelolaan limbah organik menjadi kompos. “Keterampilan ini berguna dalam kehidupan sehari-hari dan bahkan dapat membuka peluang ekonomi yang berkelanjutan, mendukung kemandirian siswa. Selain itu, proses daur ulang sering kali membutuhkan kreativitas, seperti membuat kerajinan tangan dari barang-barang bekas, yang menjadi sarana bagi pelajar untuk mengekspresikan diri sambil mengurangi limbah,” jelas Hery.
Edi Priyanto, pegiat lingkungan dari Kampung Edukasi Sampah, menjelaskan bahwa Kampung Edukasi Sampah menawarkan pendekatan pembelajaran yang menggabungkan berbagai disiplin ilmu seperti biologi, kimia, teknologi, dan seni. “Hal ini membantu pelajar melihat keterkaitan antara berbagai bidang ilmu dan aplikasinya dalam kehidupan nyata, memperkuat kompetensi mereka secara holistik,” katanya.
Edi juga menambahkan, “Pelajar akan belajar mengenai aspek ekonomi dari pengelolaan sampah, seperti bagaimana sampah yang didaur ulang dapat memiliki nilai ekonomi dan dapat dijual atau digunakan kembali, memberikan wawasan tentang ekonomi sirkular dan kemandirian ekonomi. Keterlibatan dalam praktek pengelolaan sampah ini juga menumbuhkan rasa kepedulian dan empati terhadap lingkungan sekitar, yang merupakan dasar penting bagi generasi yang lebih peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungan, sejalan dengan nilai-nilai Pancasila.”
“Kami mengajak seluruh pelajar, guru, dan masyarakat untuk bergabung dalam kegiatan ini dan bersama-sama membuat perubahan positif untuk masa depan yang lebih bersih dan hijau,” pungkas Edi.