banner 728x90

Sidoarjo, 19 November 2024 – Dalam upaya menciptakan lingkungan yang lebih bersih sekaligus memberdayakan masyarakat, Bank Sampah "Telulikur" yang berlokasi di Kampung Edukasi Sampah, RT.23 RW.07 Sekardangan, Sidoarjo, terus melaksanakan berbagai inisiatif pengelolaan sampah berbasis komunitas. Salah satu langkah strategis yang telah dilakukan adalah mengkomersialisasikan sampah anorganik yang berhasil dihimpun dari warga. Inisiatif ini tidak hanya membantu mengurangi limbah di lingkungan, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi nyata kepada warga.

Sebagai bagian dari strategi pengumpulan sampah, Bank Sampah "Telulikur" telah menyediakan kotak sedekah botol plastik di tiga lokasi strategis di wilayah kampung. Kotak ini memungkinkan semua warga untuk berkontribusi kapan saja dengan menyumbangkan botol plastik bekas. Botol-botol ini kemudian dikumpulkan, dikelola, dan dijual ke mitra pengelola daur ulang untuk menghasilkan nilai ekonomi yang signifikan.

Menurut Pengurus Bank Sampah "Telulikur", kotak sedekah ini memberikan solusi praktis bagi masyarakat yang ingin berpartisipasi aktif dalam upaya pengurangan sampah plastik. “Dengan adanya kotak sedekah ini, kami mempermudah warga untuk menyumbang botol bekas mereka. Sampah yang sebelumnya dianggap tidak bernilai, kini memiliki manfaat besar bagi ekonomi dan lingkungan,” ujarnya.

Selain fokus pada pengelolaan sampah anorganik, Bank Sampah "Telulikur" juga memberikan perhatian khusus pada sampah organik. Dengan memberikan edukasi tentang pemilahan sampah rumah tangga, warga didorong untuk memisahkan sampah organik seperti sisa makanan, daun, dan limbah dapur lainnya. Sampah ini kemudian diolah menjadi kompos atau pupuk cair organik menggunakan metode sederhana seperti komposter takakura.

Pendekatan ini tidak hanya membantu mengurangi jumlah sampah yang berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA), tetapi juga menghasilkan produk bernilai tambah yang dapat dimanfaatkan untuk penghijauan, pertanian, atau bahkan dijual untuk meningkatkan pendapatan warga.

Pendirian Bank Sampah "Telulikur" telah memberikan berbagai manfaat nyata bagi masyarakat, baik dari segi ekonomi, sosial, maupun lingkungan diantaranya : (1) Pendapatan Ekonomi bagi Warga : Warga yang aktif menyetorkan sampah mendapatkan insentif finansial dari hasil penjualan sampah anorganik, seperti botol plastik, kertas, dan logam, (2) Pemberdayaan Melalui Pelatihan : Hasil dari komersialisasi sampah digunakan untuk mendanai pelatihan daur ulang, pembuatan kerajinan dari bahan bekas, dan program pemberdayaan lainnya. (3) Peningkatan Kesadaran Lingkungan : Edukasi yang konsisten telah mendorong warga untuk lebih peduli terhadap pengelolaan sampah, mulai dari pemilahan di rumah hingga mendukung program lingkungan. (4) Lingkungan yang Lebih Bersih : Sampah yang terkumpul secara teratur membantu mengurangi pencemaran di lingkungan sekitar, menciptakan kampung yang lebih sehat dan nyaman untuk ditinggali.

Hasil dari komersialisasi sampah anorganik memberikan dampak luas tidak hanya bagi warga tetapi juga bagi keberlanjutan program ini ke depannya. Pendapatan yang dihasilkan telah membantu menggerakkan ekonomi lokal dengan menciptakan peluang kerja, seperti pengangkutan, pengelolaan, dan daur ulang sampah serta mampu menginspirasi daerah lain untuk mengadopsi model pengelolaan sampah berbasis komunitas.

Pengurus Bank Sampah "Telulikur" berharap agar program ini dapat terus berkembang dan menjangkau lebih banyak warga, tidak hanya di RT.23 RW.07 tetapi juga di wilayah sekitar. Dengan adanya sinergi antara warga, pengelola, dan mitra daur ulang, program ini diyakini mampu menciptakan model pengelolaan sampah yang berkelanjutan, memberikan manfaat ekonomi, dan menjaga kelestarian lingkungan.

"Kami percaya bahwa sampah adalah tanggung jawab bersama. Dengan pengelolaan yang tepat, sampah bisa diubah menjadi sumber daya yang bermanfaat bagi kita semua," tutup Pengurus Bank Sampah Telulikur Kampung Edukasi Sampah.

banner 300x250

Berita Terkait