Belajar Tak Hanya di Kelas, Tapi Juga dari Lingkungan
Siswa Sekolah Cikal Surabaya Eksplorasi Edukasi Lingkungan

Sidoarjo, 1 Oktober 2025 — Belajar bukan hanya duduk di bangku kelas dengan buku dan papan tulis. Inilah yang dialami oleh siswa Sekolah Cikal Surabaya ketika mengikuti kegiatan field trip edukatif ke Kampung Edukasi Sampah (KES) di Sekardangan, Sidoarjo.
Dalam suasana penuh keceriaan dan rasa ingin tahu, 9 siswa SMP Pendidikan Inklusi Cikal Surabaya bersama 4 guru pendamping belajar langsung mengenai pentingnya menjaga lingkungan melalui kegiatan interaktif dan menyenangkan.
Belajar dari Alam : Mengubah Sampah Jadi Pelajaran Hidup
Kegiatan dimulai dengan sesi pengenalan jenis-jenis sampah, baik organik maupun anorganik. Anak-anak diajak mengamati langsung bagaimana sampah dipilah, diproses, hingga dimanfaatkan kembali menjadi produk bernilai guna.
Selanjutnya, mereka melihat proses pengolahan sampah organik menjadi kompos, serta menyaksikan bagaimana sampah anorganik bisa diubah menjadi karya seni dan kerajinan tangan. Dengan bimbingan fasilitator KES, para siswa belajar bahwa setiap benda yang dianggap tak berguna ternyata bisa memiliki kehidupan baru bila dikelola dengan bijak.
“Di sini anak-anak belajar bahwa menjaga lingkungan bukan teori, tapi kebiasaan. Melalui sentuhan tangan dan pengalaman langsung, mereka memahami makna tanggung jawab terhadap bumi,” ujar salah satu guru pendamping dengan bangga.
Dari Botol Bekas Jadi Karya Indah
Sesi paling seru adalah pembuatan kerajinan daur ulang. Dengan bahan sederhana seperti botol bekas, kertas, dan kardus, para siswa berkreasi membuat mini pot, tempat pensil, dan hiasan meja. Aktivitas ini bukan hanya melatih kreativitas dan motorik halus, tetapi juga menanamkan nilai bahwa kreativitas bisa lahir dari kepedulian terhadap lingkungan.
Pendidikan yang Inklusif dan Bermakna
Sebagai bagian dari pendidikan inklusi, kegiatan ini memberi ruang bagi setiap siswa untuk belajar sesuai kemampuannya, tanpa tekanan akademis, melainkan melalui pengalaman nyata. Di KES, semua anak diajak untuk berpartisipasi aktif dan saling membantu, menciptakan suasana belajar yang hangat dan egaliter.
Kampung Edukasi Sampah sendiri dikenal sebagai laboratorium pembelajaran lingkungan hidup berbasis masyarakat, yang kerap menjadi tujuan edukasi dari sekolah-sekolah di berbagai daerah. Dengan pendekatan learning by doing, KES menumbuhkan kesadaran bahwa perubahan besar terhadap bumi dimulai dari langkah kecil di rumah dan sekolah.
Menumbuhkan Generasi “Eco Learner” Sejak Dini
Melalui field trip ini, Sekolah Cikal Surabaya berkomitmen untuk menanamkan nilai sadar lingkungan sejak dini. Anak-anak tidak hanya belajar menghafal teori, tapi merasakan langsung bagaimana tindakan kecil seperti memilah sampah, menghemat air, atau mendaur ulang bisa berdampak besar bagi kelestarian alam.
“Dengan cara seperti ini, belajar menjadi lebih hidup, bermakna, dan menyenangkan. Kami ingin anak-anak menjadi eco learner pembelajar yang peduli, kreatif, dan bertanggung jawab terhadap bumi,” tutur Enita Wardhana, Kepala SMP–SMA Cikal Surabaya
Menyemai Harapan untuk Bumi yang Lebih Hijau
Kegiatan berakhir dengan refleksi singkat, di mana para siswa saling berbagi kesan dan hal-hal baru yang mereka pelajari. Dari wajah-wajah ceria itu tampak jelas: mereka bukan hanya membawa pulang kerajinan tangan, tetapi juga kesadaran baru bahwa setiap anak bisa menjadi agen perubahan lingkungan.
Kampung Edukasi Sampah menjadi saksi tumbuhnya semangat generasi muda yang siap menjaga bumi dengan tindakan sederhana namun bermakna. Karena seperti slogan yang digaungkan oleh para fasilitator :“Cintai bumi, mulai dari diri sendiri.”
