Pengomposan Sampah Organik Menggunakan Komposter Aerob
Sidoarjo - Menurut data laporan World Bank, diestimasikan volume sampah akan mengalami peningkatan hingga 70% pada tahun 2050, apabila tidak ada upaya atau tindakan penanganan meminimalisir sampah. Prosentase volume sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) semakin meningkat itu didominasi oleh sampah organik yang rata-rata didalamnya termasuk sisa-sisa makanan.
Salah satu langkah bijak yang bisa kita lakukan adalah dengan mengggunakan komposter untuk mengompos sampah organik tersebut. Mengompos merupakan salah satu manajemen sampah organik agar tidak berakhir di TPA. Sampah yang biasanya menjadi momok, sebenarnya bisa menjadi sesuatu yang bermanfaat dan menghasilkan keuntungan salah satunya dapat diolah sebagai pupuk kompos. Pada dasarnya kompos sudah banyak terdapat di bumi ini yang terbentuk secara alami dari pelapukan bahan-bahan organik dalam waktu yang sangat lama.
Ada beberapa manfaat yang bisa kita dapatkan dari kegiatan mengompos, diantaranya mengurangi jejak karbon dari kendaraan pengangkut sampah, membuat kita lebih bersyukur dengan proses alami alam, menutrisi tanah dan makhluk didalamnya, mengurangi resiko bencana alam (seperti longsor), menjaga kualitas air dan tanah, hingga menghasilkan tanaman yang lebih subur.
Dengan pwrkembangan waktu saat ini kompos dapat dibuat dalam waktu yang cukup singkat yaitu dengan proses pengomposan. Proses pengomposan dapat terjadi secara aerobik (menggunakan oksigen) atau anaerobik (tidak ada oksigen). Proses pengomposan dengan metode komposter aerob adalah proses aerobik, dimana mikroba menggunakan oksigen dalam proses dekomposisi bahan organik.