banner 728x90

Gotong royong warga yang bergerak mandiri dalam menjaga Bumi tecermin lewat aksi nyata di RT 23, RW 07, Kelurahan Sekardangan, Kecamatan Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, tepatnya yang berada di kawasan Perumahan Pesona Sekar Gading. Kawasan ini pun telah lahir sebagai Kampung Edukasi Sampah yang diinisiasi oleh Edi Priyanto, Ketua Pengurus RT 23, RW 07, Kelurahan Sekardangan, Kecamatan Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo Periode 2016-2018.

"Awalnya kita ini kawasan perumahan dengan sampah yang menjadi problem dan terjadinya peningkatan sampah," kata Edi saat dihubungi Liputan6.com, Kamis, 9 November 2023.

Saat itu, pihaknya mengajak warga dengan menimbulkan kesadaran bahwa volume sampah dapat dikurangi. "Caranya harus mau memilah dan mengolah sendiri, maka impact-nya sampah yang dibuang volume berkurang," tambahnya.

Semua bermula dari pihak internal yang membuat manajemen perubahan. "Saya membuat manajemen perubahan, itu harus memiliki change champion, local heronya harus ada, yakni pimpinan, bisa ketua RT, ketua RW atau tokoh masyakarat yang harus bisa mendorong perubahan itu," katanya. "Waktu itu saya jadi ketua RT, dan tidak bisa sendiri saya harus mengajak kader lingkungan yang jadi change agentnya."

"Diawal saya punya kader tiga yang bisa bergerak, kian hari makin banyak sampai cukup signifikan. Akhirnya menjadi sebuah tempat kami mengedukasi warga hampir semua melakukan program pemilahan sampah," tambahnya,

Atas saran dari berbagai pihak, dikatakan Edi, alangkah baiknya wilayah tersebut dijadikan role modeling untuk pengolahan sampah. "Karena edukasi yang paling efektif dengan memberikan secara langsung praktik di dalam pemilahan dan pengolahan sampah," terangnya.
 
Pihaknya pun mencoba membuat nama yang mudah diingat dan memutuskan membuat Kampung Edukasi Sampah. "Dari situ kita coba tawarkan kepada masyarakat khususnya yang ingin mengetahui cara memilah dan mengolah sampah dengan berbagai metode," terangnya.

"Manajemen bank sampah itu contoh yang riil yang bisa dilihat dan memanfaatkan sumber daya alam seperti panel tenaga surya, pemanfaatan air hujan, hidroponik, IPAL sehingga dalam perkembangannya yang banyak adalah para siswa ini tujuan kita mestinya mengedukasi dari usia sejak dini kebetulan ada program P5 dari playgroup," jelasnya.

Isu lingkungan dibalut nuansa yang menyenangkan untuk anak-anak sekolah pun mencuri banyak atensi. Di November 2023 ini saja, dikatakan Edi, telah ada kunjungan hingga 700 siswa.

"Artinya bahwa banyak ketertarikan dari sekolah program outing class membuat siswa lebih mengenal, di outdoor kerajinan pemanfaatan barang bekas, mengompos, praktik memilah, termasuk di setiap permainan ada melatih motorik kasar, juga tentang arah kompas memang untuk diselingi dengan permainan agar anak-anak suka. (Yang datang) bukan hanya dari Jawa Timur tapi luar Jawa Timur juga ada," tambahnya.

Khusus untuk kader, pihaknya juga menyiapkan model manajemen perubahan. "Harapannya mestinya kalau semua wilayah RT/RW, masing-masing bisa melakukan program ini alangkah baiknya," katanya.

"Karena selama ini kita melihat program utama itu hanya penanganan di akhirnya yaitu TPA padahal harusnya menyelesaikan sumbernya dari manusia, bagus dilakukan apabila oleh RT/RW problemnya tidak semua paham dan aware tentang ini," jelasnya lagi.

Sumber : https://www.liputan6.com/lifestyle/read/5450849/menangani-perubahan-iklim-dengan-cara-membumi-dan-gotong-royong-warga

 

banner 300x250

Berita Terkait